Sunday, September 30, 2018

DIY Bleaching Rambut Sampai Putih [Part 1] - Ingin Ash Blonde Mengapa Perlu Bleaching?

Pic source

Apa sih permasalahan yang sering ditemui ketika kita mewarnai rambut sendiri?
- warna yang gak sesuai harapan,  
- beda dari swatch di kotak kemasan, 
- dan yang terutama adalah rambut rusak. 

Lalu kemudian jadi muncul pertanyaan, bagaimana caranya agar bisa memperoleh warna rambut seperti gambar pada kotak atau di internet? Dapatkah mewarnai rambut tanpa merusaknya? Mungkin gak sih bisa bleaching tanpa merusak rambut?

Mengecat Rambut = Menyemir Rambut?

Pic source
Hal awal yang perlu dipahami mengenai mengecat rambut adalah bahwa istilah mengecat ini bukan berarti benar-benar mengecat semacam menemplokkan cat pada rambut lalu voila warnanya berubah persis seperti gambar. Prinsip cat semacam itu hanya berlaku pada semir rambut uban di mana warna putih ditutup pakai warna hitam atau coklat tua. Tapi buat para generasi muda yang rambutnya masih hitam, sehat, dan asli, dijamin gak akan bisa. Ibarat mewarnai kertas hitam pakai spidol kuning, hasilnya apa? Ya hitam.

Mari kita gunakan lagi logika spidol kuning dan kertas hitam di atas. Agar supaya warna spidol kuning bisa terlihat jelas, kita membutuhkan kertas yang lebih cerah dari warna hitam. Semakin terang kertasnya, semakin jelas warna kuningnya, apalagi kalau kertasnya berwarna putih. Analogi ini akan memudahkan kita memahami kenapa rambut hitam perlu dibleaching agar bisa diubah menjadi berwarna-warni.

Bleaching a.k.a Memutihkan Rambut
Secara teknis, mengganti warna rambut sebetulnya adalah proses kimia yang mengutak-atik pigmen di dalam rambut. Tujuan utama bleaching adalah menghilangkan pigmen rambut yang tidak diperlukan ketika kita menginginkan agar muncul warna tertentu. Supaya mudah dibayangkan, helaian rambut kita ini bisa diumpamakan selang lentur transparan yang berisi pigmen berbagai macam warna. Dalam hal ini, yang kita lihat sebagai selang adalah lapisan yang disebut kutikula. Zat kimia pada adonan bleaching akan berusaha membuka kutikula agar dapat masuk lalu menghilangkan warna demi warna yang dikandung pigmen di dalamnya. Proses bleaching ini hanya bersifat satu arah a.k.a irreversible, tidak bisa dibalik. Kutikula yang sudah dibuka tidak akan menutup lagi dan pigmen yang sudah dihilangkan tidak akan bisa kembali lagi. Saya kira sampai pada titik ini kita sudah bisa menjawab satu pertanyaan besar yang sering ditanyakan banyak orang:

Mungkin gak sih bisa bleaching tanpa merusak rambut? 
MUSTAHIL
setidaknya untuk teknologi saat ini. 
Maka dari itu dibutuhkan bantuan berbagai macam perawatan yang antara lain tujuannya adalah menutup kembali kutikula dan mengisi gap protein yang hilang sehingga rambut dapat terlihat sehat. 

Mau Rambut Abu-Abu Tanpa Bleaching?
Bisa banget. Syaratnya, tunggu sampai usia kita mencapai umur 60 tahun ke atas qiqiqiqi.... Tapi kalau masih di bawah 30 tahun dan tidak ada genetik ubanan di usia muda, jangan harap bisa melawan alam tanpa rekayasa. Yes, mengubah warna rambut adalah bagian dari rekayasa alam. Setuju? Dan alam ini diciptakan sangat resisten untuk mengantisipasi campur tangan manusia, demikian pula halnya dengan rambut. Jangan harap bisa gonta-ganti warna rambut dari biru pastel menjadi  abu-abu muda lalu diubah lagi ke rose gold dll tanpa kerja keras mengubah struktur kimiawi rambut. 

Seperti yang sudah disebutkan di atas, mengganti warna rambut berarti melakukan modifikasi pigmen rambut. Pigmen di dalam rambut terdiri atas dua macam yakni eumelanin yang membuat rambut terlihat gelap, cokelat atau hitam, dan pheomelanin yang membuat rambut terlihat oranye, kemerahan, dan pirang keemasan. Dalam proses bleaching, eumelanin mudah teroksidasi menjadi tak berwarna, sementara pheomelanin relatif cukup bandel. Itulah sebabnya banyak rambut hasil bleaching jadi berwarna kemerahan, keoranyean, atau kekuningan.

Pigmen rambut mempengaruhi hasil bleaching
Pic source

Jika semua warna pigmen di atas sudah berhasil dihilangkan, berarti kita sudah sampai pada tahapan akhir bleaching. Rambut akan berwarna kuning pucat (pale yellow) karena tinggal struktur protein yang tersisa di dalamnya. Pada tahap ini, jangan coba-coba bleaching lagi kecuali kepingin banget botak.

Warna hasil akhir = warna pigmen rambut + pigmen bawaan artifisial

Rumus di atas adalah konsep dasar pewarnaan rambut. Jika berpegang pada prinsip tersebut, selanjutnya mestinya udah gak perlu bingung lagi.

Contoh:
Jika menginginkan rambut berwarna abu-abu seperti gambar di samping, maka seluruh pigmen yang sifatnya kemerahan harus dihilangkan. Untuk ini, gak ada pilihan selain bleaching sampai semua pigmen habis dan hanya tertinggal warna kuning pucat agar pewarna abu-abu dapat dengan mudah mendominasi warna rambut. Tanpa bantuan bleaching pada rambut hitam, pewarna rambut hanya bisa membantu menghilangkan warna pigmen yang mudah hilang saja yakni eumelanin, sementara pheomelanin akan masih bertahan. Hasilnya, rambut justru jadi coklat kemerahan karena pigmen abu-abu pada krim pewarna kalah kuat. Begitu logika sederhananya.


Masih mau bleaching meski tahu rambut sudah pasti akan rusak? 
Iya dong, masih kepingin rambut yang warna-warni nih, mumpung masih muda. Masa iya gak ada cara supaya rambut tetap sehat meski diwarnain? 
Ada sih, agak tricky karena perlu menyelam lebih dalam ke dunia perambutan hehe. Untuk itu, saya akan coba tuliskan lebih lanjut mengenai bleaching sehat di Part II
Sampai jumpa 😉




Disclaimer:
Saya bukan penata rambut profesional, just a DIY hair enthusiast dadakan yang jadi rajin learning by stalking akibat 3x ngecat rambut di salon dan mendapati ternyata gak semua kapster yang bisa ngecat rambut itu paham sama produk pewarna rambut *ugh*

[Part 2] Skin Journal, A New Journey - [Review] Laneige Clear-C Advanced Effector EX

Saya menulis part 1-nya ternyata sudah hampir setahun yang lalu. Dan habis itu lama banget ninggalin janji bikin part 2 yang tak kunjung te...