Monday, May 25, 2020

More Review & Swatch: Miranda Permanent Hair Color MC-16 (Eksperimen Lanjutan)

Semenjak memposting tulisan ini, saya jadi tahu ternyata Miranda Ash Blonde MC-16 banyak peminatnya karena pada kepingin punya rambut warna ash blonde dan abu-abu (kaya uban hihihi). Saya akhirnya ikutan penasaran, gimana sih hasilnya kalau pakai cat ini plek ketiplek sesuai petunjuk manualnya. Beneran jadi ash blonde, atau jadi abu-abu kaya yang di gambar kotaknya, atau warna lainnya?

Untuk eksperimen kali ini, saya menggunakan sampel rambut, bukan langsung ke rambut yang nempel di kepala. Tapi masih rambut sendiri sih. Beberapa waktu yang lalu saya mulai bosan dengan warna rambut saya karena bagian pangkalnya udah mulai panjang, harus retouch. Tapi males, karena warna rambut saya didapat dari proses highlight pakai foil, retouchnya ga bisa sembarangan, butuh ada yang bantuin. Kedapetan ide mau diapain tapi harus nunggu sampai jadi virgin dulu semua. Iseng-iseng rambut saya potongin, khusus sepanjang yang warnanya udah bule. Trus pikir saya, kayanya bisa nih buat bikin eksperimen warna. Dan setelah lebih dari setengah tahun dianggurin akhirnya baru dieksekusi sekarang haha....

Sampel rambut 'before' yang digunakan pernah dibleaching satu kali. Pakai Joico Creme Lightener dan krim developer 20vol merk Alfaparf, bisa mencapai level 7-8 dari kondisi virgin. Eksperimen ini memakai dua bundel sampel rambut. Sebelum diwarnai, salah satunya akan dibleaching lagi sampai level 9-10, sementara yang satunya dibiarkan apa adanya. Tujuannya adalah mau lihat gimana hasilnya terhadap level rambut yang berbeda. Harapannya dengan ini jadi bisa menjawab satu pertanyaan umum yang sering muncul: kalau mau berhasil pakai Miranda Ash Blonde memangnya harus bleaching dulu ya?

Rambut before, level 7-8

Bahan bleaching

Sudah bleaching, siap diwarnai

Proses pewarnaan
Miranda Ash Blonde

Hasilnya:
Pewarnaan pertama
Pada rambut level 9-10, hasilnya pirang dan gak ada ashy-ashynya sama sekali. Bahkan menurut saya jadi bener-bener murni level 10, kuning pucat dan jernih. Yang jelas perlu dicatat, hasil warna ini meleset jauh dari yang ditampilin di boksnya. Ash blonde bukan, abu-abu juga bukan. Fail πŸ‘ŽTapi yang menarik, pada rambut yang level 7-8 warnanya jadi jauh lebih terang semacam level 8-9, kaya habis bleaching. Wah kadar amonia dan level krim developernya pasti cukup tinggi nih.


Miranda Ash Blonde
Foto after, di bawah pencahayaan yang berbeda-beda
Gak terlihat ashy sama sekali kan..

Pewarnaan ke dua
Jujur hasil pewarnaan pertama di atas bikin ngganjel di pikiran. Dulu saya berhasil menghasilkan warna keabu-abuan pakai Miranda Ash Blonde, yang ini kok fail. Apakah mungkin karena faktor krim developernya? Waktu itu saya memang pakai krim developer merk lain sih. Untuk menuruti rasa penasaran ini, saya mengulang langkah pewarnaan seperti di atas terhadap kedua sampel rambut yang sama. Timpa aja pokoknya. Bedanya kali ini saya mengurangi takaran krim developer menjadi setengahnya dan menambahkan conditioner bawaan Miranda dengan jumlah yang sama. Jika digabung dengan krim pewarnanya, maka komposisi total campuran antara krim pewarna dengan krim developer dan conditioner kurang lebih adalah 2:1:1. Tujuan penambahan conditioner ini adalah untuk menurunkan kekuatan developer menjadi setengahnya.


Miranda Ash Blonde
Foto after
Final result, dengan pencahayaan yang berbeda-beda

Voila, it’s ashy, gaess. Very subtle pada rambut level 9-10,  but it has obviously grey tinge. Sementara pada rambut level 7-8 yang sudah  berubah jadi seperti level 8-9 hasilnya menggelap, dari blonde jadi light brown. Jujur saya agak bingung juga dengan efek yang terjadi pada sampel rambut yang satunya ini. Kenapa malah yang muncul warna coklat yaa?

Tapi kalau melihat hasil pewarnaan ke dua ini, dugaan awal saya sepertinya tepat. Krim developer bawaan Miranda cukup kuat sementara pigmen warna di krim catnya tidak bisa mengimbangi. Mengingat saya pernah memperoleh warna abu yang lebih gelap lagi dengan krim developer 10 vol pada eksperimen terdahulu, besar kemungkinan krim developer bawaan Miranda ini lebih tinggi dari 20 vol.

Kesimpulan
Miranda MC-16 Ash Blonde sifatnya mirip highlift, bisa menaikkan warna rambut sampai beberapa level. Jika ingin mendapat hasil ash blonde, sebaiknya krim developernya diturunkan agar pigmen warnanya gak kalah. Salah satunya bisa dengan cara memasukkan conditioner dengan ratio 1:1. Krim developer campuran ini nanti total takarannya harus disesuaikan dengan kebutuhan krim pewarnanya. Cara lainnya, pakai krim developer merk lain yang ada label keterangan % atau volumenya sehingga hasilnya lebih bisa diprediksi. FYI dengan krim developer 10 vol, warna abu-abunya bisa lebih keluar. Yang perlu dicatat, Miranda Ash Blonde ini hasilnya cenderung agak kehijauan. Kalau mengharapkan warna abu-abu murni, saya lebih merekomendasikan memakai campuran antara Miranda MC-2 (biru) dan MC-13 (ungu). But beware, kedua warna tersebut sangat pigmented (seperti contoh di sini).

Satu catatan lagi, untuk mendapatkan hasil warna abu-abu, harus bleaching sampai level 9-10, warna kuning terang. Di bawah itu, warnanya sepertinya jadi kecokelatan. Saya gak tahu kenapa bisa begitu, karena ini kejadian juga di tulisan terdahulu. Tapi kalau mau diambil sisi positifnya, Miranda MC-16 Ash Blonde boleh nih dicoba sebagai alternatif pilihan buat yang mencari hasil warna rambut light brown.


Sudah siap mencoba? πŸ˜‰


[Part 2] Skin Journal, A New Journey - [Review] Laneige Clear-C Advanced Effector EX

Saya menulis part 1-nya ternyata sudah hampir setahun yang lalu. Dan habis itu lama banget ninggalin janji bikin part 2 yang tak kunjung te...