Wednesday, March 27, 2024

[Part 2] Skin Journal, A New Journey - [Review] Laneige Clear-C Advanced Effector EX


Saya menulis part 1-nya ternyata sudah hampir setahun yang lalu. Dan habis itu lama banget ninggalin janji bikin part 2 yang tak kunjung tepenuhi gegara bingung. Iya bingung mau nulis apa lagi tentang produk ini. Pertama udah diskontinu yang mana jadi ga ada gunanya dibaca kan ya. Yang ke dua, gak ada kesan istimewa apa-apa lagi. Gak ada keluhan apa-apa, tapi juga gak ada sesuatu yang bikin hype.


Pengalaman Pemakaian

Oke saya cerita pengalaman pakainya aja deh. Kebetulan saya bereksperimen coba-coba berbagai cara yang terpikirkan demi menemukan best experience with this product. 

1. Sesuai petunjuk

Saya gunakan single use, sebagai first treatment langsung pasca cuci muka, tanpa didahului toner dan dengan memakai kapas. Rasanya seger dan adem. Mungkin juga efek dari kandungan alkoholnya yang menguap membawa sebagian kalor dari kulit. Kadang bisa menarik kotoran juga dari kulit. Kapasnya jadi kecoklatan. Wajah juga jadi relatif terlihat agak bersihan. Tapi gak ada efek glow yang biasa saya peroleh dari pakai SK II Clear Lotion.

2. Sebagai essence

Saya taruh Laneige pada 2nd step setelah toner SK II. Kadang tap-tap pakai kapas, kadang langsung templok aja. It mattifies the skin and keeps the glow from SK II. Oke sih, cuman kalau dirasa-rasain ga ada efek hydratingnya, jadi setelah itu saya merasa butuh step pelembab.

3. Ganti-ganti kapas

Jujur aja, saya bingung gimana cara pakai kapas bawaan Laneige ini. Katanya yang bertekstur digunakan untuk eksfoliasi pada pagi hari dan bagian yang halus untuk absorbsi maksimal produk pada kulit ketika malam hari. Nah di sinilah yang saya kurang paham. Kapasnya sendiri terdiri atas tiga lapis yang saling menempel/terhubung. Lapisan pertama teksturnya garis-garis banget, lalu nempel di baliknya lapisan kapas dengan tekstur garis-garis halus, dan yang terakhir tanpa tekstur tapi tipis banget dan gak lembut seperti dua lapis lainnya. Itu apa semua? 😅 Di boksnya juga ga ada keterangan apa-apa tentang tampilan yang unik ini. Ngubek-ubek Youtube maupun Google, ga nemu ada yang bahas kapas Laneige yang ajaib ini.

Kalaupun yang dimaksudkan untuk dipakai adalah lapisan 1 (bertekstur) dan 2 (less tekstur), mereka berdua nempel dan susah dipisahkan untuk dimanfaatkan sendiri-sendiri. Tapi kalau dipakai barengan sebagai kapas bertekstur di pagi hari, ya abis dong produknya nyerap ke kapas semua 😅 Akhirnya saya improvisasi pemakaian secara free style aja, alias suka-suka. Kadang malah pakai kapas lain.



Tampilan kapas

Ada tiga lapis kapas

Lapisan 1 dan 2 susah dipisahkan dengan elegan.
Hasilnya compang-camping seperti ini 🥲

Video jelasnya
Kapas lapisan ke-3 berbeda kan 
dari dua lainnya.



Final Verdict?

It's a good product but not quite impressive. 

Repurchase? Ga mungkin, karena udah diskontinu. 

Apakah minat nyobain penggantinya yang Radian C Advanced Effector? Kayanya enggak, secara baru-baru ini menemukan bahwa Niacinamide sepertinya is not for me. 



Monday, March 11, 2024

Review: La Roche-Posay (LRP) Cicaplast Baume B5


Cicaplast Baume B5 ukuran gede

Awalnya beli produk ini karena ada yang bilang bagus untuk mencegah munculnya keloid. Kebetulan waktu itu bocah habis operasi kutil di tangan. Perawatnya sempet memprediksi kayanya si bocah ada bakat keloid. Ya udah deh beli, tapi yang kecilnya aja karena harganya yaaa gitu lah. Sayangnya ngolesinnya kurang rutin dan lebih banyak lupanya (penyakit lama 😁). Ditambah lagi sebelum beli sebetulnya udah muncul keloid sedikit, soalnya telat dapet infonya. Akhirnya jadi males dan dianggurin aja.

Setelah beberapa bulan, sewaktu pelembab udah pada abis dan ga ada ide mau nyoba apa lagi, tiba-tiba lihat benda ini nyempil di pojokan. Ah kenapa gak dihabisin aja biar gak menuh-menuhin wadah skincare. Sebetulnya agak enggan sih, karena kebayang kalau ini berminyak dan sumuk. Soalnya waktu dulu oles-oles di bekas lukanya bocah emang berkesan thick dan creamy. Sesuai namanya 'baume' yang artinya balm, konsistensinya secara kasat mata memang lebih thick daripada krim karena sepenuhnya oil-based, tipe skincare yang biasanya sangat saya hindari.

Pas pertama coba diratain semuka, voila..... Loh kok kaya agak cerahan yaa. Padahal biasanya wajah ini kalau pakai moisturizer yang teksturnya krim seringnya jadi terlihat menggelap dan berasa lengket. Makanya saya lebih suka yang tipe-tipe gel. My skin type memang normal to dry, tapi tekstur skincare yang dirasa nyaman sejauh ini malah yang cocok untuk oily skin. Nah tapi ini gak gitu. Memang waktu di-apply berasa thick-nya, tapi begitu udah nge-set di muka langsung kaya ilang aja. Berbeda dengan produk-produk pelembab yang pernah dicobain, LRP Cicaplast ini kalau dipakai semalaman, paginya gak bikin wajah jadi licin. Kalau dipakai untuk skincare pagi, biasanya saya kombinasikan dengan sunscreen bertekstur ringan yang gak ngasih efek tone up supaya gak berasa berat di kulit. Karena udah ada efek brightening dari LRP, pas ditimpa sunscreen wajahnya tetap cerah aja. 

Jujur saya excited banget dengan temuan ini. Soalnya, sejauh ini saya belum juga nemu pelembab apa yang bisa dijadikan staple product. Keluhan saya terhadap produk-produk pelembab biasanya seputar gerah, engap, bikin kusam, menggelap, dan ....mahal 😁 Moisturizer favorit saya so far adalah The Body Shop Vitamin C Glow Boosting Moisturizer karena ada efek nyerahin, tapi harganya gak nguatin buat repurchase. Sempat cocok dengan Skintific Barrier Ceramide Moisture Gel tapi saya jadi gak suka karena beberapa kali piling dengan produk lain. Plus I have an integrity issue with this brand.

Kalau coba diperhatikan, ada beberapa kesamaan dari produk-produk pelembab yang saya rasakan cocok di atas, yakni tidak mengandung Niacinamide. Jadi bukan karena teksturnya melainkan karena kandungannya. Kayanya saya kurang berjodoh deh sama ingredient satu itu. Produk apapun yang di-hype orang banyak, selama ada Niacinamide-nya, gak pernah kelihatan efek apa-apa di saya. Tapi sisi jeleknya, produk-produk pelembab bagus yang tanpa Niacinamide itu biasanya harganya gak ramah saldo tabungan huhuhuhu..... (bukan ramah dompet ya, kan belanjanya udah ga pake dompet, pakenya transfer 😋)



Cicaplast Baume B5 ukuran 15ml


Krimnya berwarna putih

Ingredients


What is LRP Cicaplast Baume B5?

Balm multifungsi dengan khasiat repairing. B5 sendiri adalah jenis vitamin dengan nama lain Panthenol, sebuah bahan yang belakangan cukup nge-hype dipakai oleh banyak merk skincare. Menurut deskripsi di web LRP, produk ini adalah krim serbaguna untuk menutrisi, merawat, menenangkan dan melindungi kulit kering dan teriritasi ringan. Kandungan Panthenolnya sebesar 5%. Pemakaiannya direkomendasikan untuk kulit yang kering parah, sensitif, serta pemulihan pasca laser atau operasi. 

What does Panthenol do?

- sebagai skin barrier

- sebagai pelembab yang menarik air hingga kedalaman kulit

- sebagai humektan dan emolien

- membantu mempercepat pemulihan jaringan luka


Harga?

Ukuran 15ml sekitar 100ribuan sampai 170ribu. Untuk ukuran 40ml sekitar 220rb-250rb. Tapi sepertinya sekarang ada reformulasinya jadi Cicaplast Baume B5+ (comparison here)


Any downside?

Sejauh ini keluhan yang saya rasakan adalah perkara harga aja sih. Hahahaha dasar blogger kere 🙈 Tapi sebetulnya cukup worth it, karena a little goes a long way. Habisnya lumayan lama. Yah sebetulnya ini memang ciri khas rata-rata brand-brand mahal. Sangat concentrated sehingga awet, gak abis-abis sampe bosen.


Repurchase?

Yes. Selama belum nemu yang lebih cocok dari ini.






Sunday, March 10, 2024

Tips & Trik Menyimpan Cabe Supaya Awet Segar

Sebagai orang yang jarang nyambel dan jarang masak pedas gegara ada bocil yang lidahnya anti pedas, saya sering harus membuang cabe-cabe yang mengering di kulkas. Ya habis gimana, mau beli cabe sebiji dua biji kan ga mungkin. Ditambah penampakan cabe-cabe yang segar di warung sayur bikin imajinasi melayang, jadi ngebayangin mau masak ini masak itu. Alhasil belanja cabenya suka melebihi kebutuhan.


Cara menyimpan cabe supaya awet segar yang mau saya share di sini aslinya saya temukan secara gak sengaja. Jadi aslinya saya terbiasa menyimpan cabe secara ngasal. Setelah diambil sebuah dua buah, sisanya digeletakin di kulkas gitu aja, masih dalam kantong plastik yang merupakan wadah default dari tukang sayur. Kadang di rak atas, kadang di laci sayuran di bawah. Saya cenderung gak peduli karena toh dalam waktu sekian hari bakalan kering keriting atau malah mblenyek (lembek, mushy). Kesel sih, tapi mau gimana lagi.


Suatu ketika saya naruh kantong plastik isi cabe sisaan di rak paling dasar. Entah gimana, dia kedorong-dorong sampai mepet dinding kulkas belakang. Kebetulan kulkas saya sudah jelek, sering bocor dan menggenangi dasarnya. Rupanya air bocoran tadi masuk kantong cabe sampai penuh. Waktu itu saya pikir wah payah, mblenyek abis ini, jadi air asinan cabe 😅 Ternyata salah. Justru cabenya terlihat utuh, segar, dan masih mlenuk-mlenuk. Dipegang juga masih keras. Saya coba potong, langsung mak kresss.... Crunchy. Bahkan menurut saya malah lebih fresh dibanding kalau baru beli dari tukang sayur.

Jadi muncul pertanyaan, jangan-jangan cabe kalau direndam dalam air malah jadi seger. Trus muncul ide. Kayanya bisa jadi eksperimen baru nih.


Gambar Before: Sempat masuk kulkas beberapa hari,
baru kepikiran untuk bikin tulisan ini


Saya pun beli cabe lagi dari tukang sayur. Berikutnya, cabe-cabe tersebut saya bagi jadi dua kelompok. Kelompok pertama saya simpan kering dalam toples tertutup. Kelompok ke dua saya rendam dalam air di toples tertutup juga. Setelah saya lupakan beberapa hari, waktunya ditengok kembali. Dan inilah hasilnya,



Gambar After


Ternyata bukan dilupakan beberapa hari,  sodara-sodara, melainkan hampir sebulan hahahahahhh 😅 Baru nyadar waktu liat time stampnya. Foto before diambil bulan Juni, foto after diambil bulan Juli. OMG saya ternyata bisa nyimpen cabe selama itu di kulkas 🙈

Tapi bisa kelihatan kan ya. Yang disimpan dalam keadaan kering hasilnya peyot semua. Yang direndam air masih seger-seger meski airnya udah agak butek. Beberapa memang jadi lepas tangkainya, tapi cabenya masih bagus.

Fixed, ternyata menyimpang cabe dengan cara direndam air efektif mengawetkan cabe hingga hitungan waktu berbulan-bulan. Kalian bisa coba deh. Asli saya seneng banget waktu nemu cara ini.


Meski demikian, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan kalau mau pakai cara ini:

1. Sebisa mungkin jangan merendam sampai bagian pangkal tangkai. Upayakan posisinya tegak sehingga bagian cabe yang menempel dengan tangkai tetap ada di atas air. Saya memperhatikan beberapa kali, cabe yang terendam semuanya akan terlepas tangkainya dan lama-lama jadi mushy (mblenyek). 

2. Apakah harus di toples tertutup? Karena saya mengupayakan poin no.1 di atas,  saya menyimpan dalam toples untuk membantu posisi cabe tetap tegak.

3. Merendam cabe dalam keadaan tegak sebetulnya optional. Kalau gak berniat menyimpan dalam waktu lama (apalagi yang lamanya kebangetan kaya saya 😁), merendamnya masih bisa bebas kok. Tangkai cabe gak akan terlepas dan cabe gak akan jadi mushy dalam waktu dekat. Kalau cuma beberapa hari masih relatif baik-baik aja. Tangkai lepas pun gak lantas langsung lembek. Masih ada waktu jeda sekian hari. 

Ini tangkainya udah lepas tapi cabenya masih bagus


4. Sepertinya cara ini juga bisa untuk menyimpan paprika di kulkas. Tapi saya baru nyobain sekali dan kurang lama untuk dibuktikan karena keburu dipakai masak. Saya suka pakai paprika untuk menciptakan sensasi aroma pedas (aroma cabe) pada masakan-masakan yang aslinya pedas, meski rasa makanannya gak pedas blas hahaha....



Beginilah penampakan penghuni tetap kulkas saya yang terbaru
Kalau ada yang tertarik dengan cara menyimpan
wortel supaya awet, bisa main ke sini.


[Part 2] Skin Journal, A New Journey - [Review] Laneige Clear-C Advanced Effector EX

Saya menulis part 1-nya ternyata sudah hampir setahun yang lalu. Dan habis itu lama banget ninggalin janji bikin part 2 yang tak kunjung te...