Monday, December 11, 2017

Quick Review: The Body Shop Coconut Body Milk

Salah satu penyebab kalap belanja yang susah dicegah adalah kalau ada diskon gede di web The Body Shop Indonesia. Kalo di counter sih masih bisa menahan diri untuk gak masuk, kecuali pas ada yang perlu dibeli. Soalnya gak nyaman banget liat-liat sambil diikutin sama BA-nya, ditawarin ini itu yang mungkin sebetulnya gak minat. Akhirnya jadi gak bisa leluasa mikir kepingin beli apa. Sementara kalo di webnya, bebas cuci mata sambil browsing review produk-produk tertentu yang pengen dibeli. Meskipun galau bingung mau beli apa dan bolak-balik add to cart tanpa pernah check out, gak bakal ada yang protes xixixixi......

Terakhir belanja di web, pas ada sale 50% untuk pembelian 3 buah item. Salah satu yang saya beli adalah Coconut Body Milk. Langsung review aja ya. Kesan pertama dari body milk ini adalah the scent is sooo heaven (kaya pernah nyium wangi surga aja ya hahah). Aromanya enakkk banget, mirip santan bercampur wangi pandan yang semerbak. Kalo saya, yang langsung kebayang adalah es kopyor, dikasi santan, susu, dan sirup merah muda, dicampur potongan buah nangka. Duhh, jadi ngiler sendiri hahaha.....

The Body Shop
Coconut Body Milk

Konsistensi body milk ini relatif cair tapi masih cukup creamy. Kira-kira hampir mirip santan instan yang dijual di toko-toko, hanya sedikit lebih kental. Di kulit terasa ringan. Buat kulit yang terasa kering karena di lingkungan ber-AC dan membutuhkan kelembaban maksimal, body milk ini kurang nendang sehingga butuh sering reapply. Tapi buat saya cukup lah untuk bisa melembabkan tangan sejenak setelah mandi atau cuci piring. Gak butuh awet lama karena biasanya habis itu ada aja yang bikin tangan perlu basah-basahan lagi.

It may not be the best moisturizing lotion tapi wanginya sangat spesial. Jadi kesimpulannya: saya suka, saya suka.....

Hmmmm yummy....

Tuesday, December 5, 2017

Review: The Face Shop Rice Water Bright Light Cleansing Oil

Sebelum mencoba TFS Rice Water Bright versi Light ini, saya biasa memakai cleansing oil Kose Softymo varian Speedy dan White serta pernah juga mencoba travel size Shu Uemura varian High Performance Balancing. Dengan demikian review saya ini akan sedikit bias karena mau tidak mau, saya akan membandingkannya berdasarkan pada pengalaman dengan ketiga produk sebelumnya.

Kesan pertama saya adalah kemasannya. Langsung demen deh sama botolnya. Bentuknya berupa botol plastik bening agak bersemu pink berbentuk melingkar dengan aplikator pump warna hitam. Ini sih favorit saya banget. Dengan aplikator pump yang dilengkapi segel penahan, isinya cenderung aman gak tumpah-tumpah meski miring-miring, higienis, dan praktis. Sementara bentuk botolnya yang lingkar sempurna relatif stabil, gak ambruk-ambruk seperti botol elips, dan enak digenggam. Nilai plus lainnya, kombinasi minimalis warna bening dan hitamnya bikin keliatan cakep buat dipajang xixixi....

   
Ada segel penahan pump





INGREDIENTS
ISOPROPYL MYRISTATE•CAPRYLIC/CAPRIC TRIGLYCERIDE•SORBETH-30 TETRAOLEATE•POLYGLYCERYL-10 DIISOSTEARATE•ORYZA SATIVA (RICE) BRAN OIL•SIMMONDSIA CHINENSIS (JOJOBA) SEED OIL•WATER/EAU•GLYCERIN•ORYZA SATIVA (RICE) EXTRACT•SAPONARIA OFFICINALIS LEAF EXTRACT•PARFUM/FRAGRANCE


Hal lain yang menarik perhatian saya berikutnya adalah konsistensi dan aromanya. Dibanding dengan produk cleansing oil yang pernah saya pakai sebelumnya, konsistensi TFS Rice Water Bright versi Light cenderung sangat encer, mirip air. Akibatnya, sekali pump, kadang produk yang keluar agak kebanyakan. Karena untuk membersihkan seluruh muka hanya butuh sedikit, saya harus hati-hati kalau menekan pumpnya. Sementara untuk masalah aroma, samar-samar saya mencium aroma wangi floral. Ini berbeda dengan cleansing oil lain yang pernah saya coba. Rata-rata yang lainnya aromanya agak aneh.

Bagaimana dengan performanya?
Untuk membersihkan make up biasa, cleansing oil ini bisa melakukan tugasnya dengan baik. Lip cream, maskara, eyeliner dan foundation bisa dibersihkan dengan tuntas. Karena sudah jarang banget dandan, saya sebetulnya hanya menggunakan cleansing oil untuk membersihkan sunscreen. Sejauh ini, saya cukup puas dengan kemampuan bebersihnya.

Konsistensinya relatif encer

Instruksi penggunaan


Make up cleansing performance
1. LT Pro Lip cream; 2. Sariayu eyeliner;
3. Sariayu maskara; 4. Bobbi Brown foundation

Untuk keperluan demo cleansing performance
di atas saya pakai tisu, bukan sesuai
dengan instruksi resminya

Ada dua hal yang membuat saya terkesan setelah pakai cleansing oil TSF ini. Yang pertama, it does have a brightening effect. Wajah jadi langsung terlihat lebih cerah seketika segera setelah proses membersihkan muka selesai. Terus terang, efek seperti ini belum pernah saya dapati dari cleansing oil lainnya. Tapi saya belum pernah memperhatikan cerahnya ini bisa bertahan sampai berapa lama.
Lalu kesan yang ke dua, menurut saya agak susah dibilas. Ini bukan kesan yang bagus sih ya. Sampai dua kali cuci muka pakai facial foam maupun sabun batang biasa, masih berasa agak licin. Ini beneran licin seolah masih ada lapisan minyak tertinggal, bukan smooth moisturized. Kalau dengan air hangat bisa agak tertolong. Setidaknya dengan air hangat, saya hanya butuh satu kali mencuci muka dengan facial foam sampai yakin sudah cukup bersih. Ini berbeda dengan produk dari Kose maupun Shu Uemura, semua bisa dibilas bersih dengan air bersuhu standar kamar mandi tanpa perlu tambahan facial foam. Tapi memang instruksi di botolnya sendiri menyebutkan bahwa untuk membilasnya bisa menggunakan air hangat maupun facial foam. Petunjuk macam ini belum pernah saya temukan pada cleansing oil lainnya. Jadi mungkin memang wajib untuk double cleansing jika memakai produk ini.

Kesimpulan sementara, TFS Rice Water Bright Light Cleansing Oil ini buat saya semacam between love and hate. Tengah-tengah aja. Gak terlalu suka karena dibilasnya lama sehingga terkadang ragu-ragu apakah sudah cukup bersih. Tapi mau dilego juga sayang, botolnya bagus soalnya xixixixi..... Ada beberapa review yang bilang kalau cleansing oil ini bikin jadi jerawatan. Hmm untuk masalah itu, saya masih belum mengalaminya sendiri. Memang akhir-akhir ini suka muncul jerawat satu atau dua. Untuk langsung nuduh si cleansing oil sebagai biang keroknya belum bisa juga, karena saya baru aja ganti merk sunscreen yang sepertinya lebih waterproof dibanding yang sudah-sudah. Padahal saya lagi agak kumat malesnya, sering ketiduran tanpa cuci muka. Jadi ya gak heran kalo agak jerawatan ehehehehee.....

**Update setelah sekian bulan:
Seperti yang saya bilang di atas, saya jadi agak sering jerawatan setelah mulai rutin memakai cleansing oil ini. Karena tersangka utamanya adalah sunscreen saya yang baru, saya pun stop pakai sunscreen tersebut sekaligus cleansing oilnya. Berangsur-angsur jerawat berhenti. Tapi ketika saya mulai pakai sunscreen tersebut lagi tanpa cleansing oil ini, jerawat ternyata gak muncul lagi. Jadi fix lah, seperti banyak review lainnya, cleansing oil ini bikin numbuh jerawat. Toss out dehh 🙄👋🗑️

Sunday, December 3, 2017

Mixed Brief Review: New Hair Regime For Healthy Colored/Bleached Hair Ala Saya

Sejak pertama kali mewarnai rambut sekitar dua setengah tahun yang lalu, saya mulai menghadapi masalah yang namanya frizzy hair alias rambut terlihat kurang sehat dengan ujung-ujung yang mencuat mengembang melayang-layang. Hiks..... Saya cobain macem-macem, mulai dari yang alami seperti olive oil, coconut oil, sampai dengan produk buatan seperti conditioner serta vitamin rambut yang gampang diperoleh di banyak mini market, maupun yang harus dibeli di tempat-tempat khusus seperti John Frieda dan TBS. Sayangnya satupun belum ada yang hasilnya memuaskan hati. Sementara kalau diketik di gugel, keyword 'cara merawat rambut kering akibat pewarnaan' itu sangat populer sementara isi artikelnya rata-rata hampir sama, cuma sederet tips tanpa hasil yang nyata.

Haha rambut saya gak sampe segininya sih
Tapi sebagian sudah mulai mengarah ke sini

Suatu ketika, saya iseng join sebuah forum yang khusus ngobrolin serba-serbi rambut. Dari menyimak obrolan sana-sini, saya mendapat tambahan wawasan bahwa rambut yang terlihat kering gak sehat akibat proses pewarnaan maupun bleaching bisa juga disebabkan oleh hilangnya protein. Kalau udah gitu, maka butuh yang namanya protein treatment. Hmmm jadi bisa dimaskerin pake telor, madu, pisang, alpukat, atau mayonaise kali ya, biar alami kaya yang sering disebut-sebut di dalam banyak artikel? Sayangnya sembilan puluh persen praktisi rambut di sana bilang: it's a big NO. Penjelasannya, molekul protein pada bahan-bahan alami terlalu besar untuk diserap rambut, jadi setelah dibilas ya bakalan ilang bersama air. Hal ini berbeda dengan protein treatment yang biasa dilakukan di salon profesional, di mana produk-produk yang digunakan mengandung elemen protein yang sudah diuji di lab dan diproses sedemikian rupa sehingga mudah diserap oleh helaian rambut. Yah entah benar atau tidak, saya pilih percaya aja. Terus terang saya gak minat lagi nemplokin ramuan madu-telor ke rambut. Masih kebayang aja rempong bin amis dan lengketnya. Itu amisnya telor gak ilang sampe berhari-hari coba. Wew....

Butuh protein atau moisture?
Sumber: di sini

Sekedar referensi, rambut kebanyakan moisture
tapi kurang protein
Sumber: di sini

Lalu apa yang mau saya review di sini?
1. Joico K-Pak Deep Penetrating Reconstructor dan Joico Intense Hydrator
Joico adalah brand yang direkomendasikan hampir setiap hairstylist maupun DIY-ers di banyak forum rambut. Line K-Pak diformulasikan khusus untuk memperbaiki rambut yang rusak akibat proses kimia, terdiri atas beberapa macam produk, dari sampo hingga masker. Joico K-Pak Deep Penetrating Reconstructor pada khususnya, ternyata memang banyak direview sebagai salah satu produk yang sangat efektif mengembalikan protein sehingga paling dicari. Saya lihat ratingnya bagus di mana-mana. Harganya yaa lumayan sih ya haha.... Tapi sekali pakai iriiiitt banget, jadi satu tube mungkin bisa lah dipake sampai setahun. Toh pakainya juga gak sering-sering. Cara pakainya, setelah keramas dan rambut dalam keadaan lembab, aplikasikan Reconstructor ke batang rambut secara merata. Tunggu sampai lima menit kemudian bilas sampai bersih. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengaplikasikan Intense Hydrator dalam keadaan batang rambut masih lembab dan biarkan minimal lima menit. Intense Hydrator ini gak harus dikombi sama Reconstructor. Dia juga bisa dipakai sendiri sebagai conditioner atau masker. Oya, rambut dalam keadaan lembab itu artinya rambutnya masih agak-agak basah tapi udah gak ada lagi air yang menetes. Salah satu caranya bisa dengan membungkus rambut basah pakai handuk atau kain kaos selama beberapa waktu setelah selesai keramas.
Kesan selama ini setelah beberapa kali pakai, hasilnya memang beneran membuat rambut terasa lebih sehat. Cuman saya perhatikan, bagian yang rusak banget masih bandel bertahan kering kusam meski udah keliatan membaik juga sih sebetulnya. Mungkin ekspektasi saya terlalu berlebih. Beberapa praktisi rambut bilang: once it's dead, it's dead.

2. Matrix Biolage Ultra Hydrasource
Terlalu banyak perawatan protein bisa bikin rambut justru jadi rapuh. Jadi diperlukan juga produk penghidrasi rambut yang gak mengandung embel-embel keratin maupun protein untuk diselang-seling dengan protein treatment. Dari banyak produk penghidrasi rambut yang direkomendasikan para pro di forum tersebut, yang bisa saya temukan di pasaran lokal cuma si Matrix Biolage ini. Awalnya saya cari conditionernya, kok gak nemu. Yasud, beli hair masknya aja. Ternyata wujudnya gede banget, isinya buanyak hampir setengah kilogram, padahal harganya relatif murah. Ini sih setahun juga gak bakalan abis (kecuali saya buka salon hehe). Cara pakainya sama dengan pakai hair mask biasa. Setelah selesai keramas, dilanjut masker Matrix Biolage yang diaplikasikan ke rambut lembab dan didiamkan selama beberapa menit.
First impression pakai ini, rambut kayanya malah jadi megar, banyak yang melayang-layang. Jadi begitu rambutnya udah kering, lohh kok malah jadi keliatan lebih ngembang dari biasanya. Waduh gimana ini. Mana banyak banget lagi. Trus mo diapain dong iniii, open for share aja kali ya wakakaka....

3. The Body Shop Rainforest Moisture Conditioner
Tau gak sih? Sebetulnya gak ada satupun produk rambut TBS yang direview oleh praktisi rambut manapun yang saya temui di internet. Boro-boro direkomendasiin, disebut-sebut aja enggak. Tapi kenapa ikut saya review? Karena ini nanti endingnya bagus xixixi...
Ini aseli conditioner paling unik yang pernah saya temui. Konsistensinya sangat kental padahal tutupnya fliptop, alhasil susah dikeluarin dari botolnya. Jadi saya nyimpannya dalam keadaan terjungkir sehingga produknya ngumpul di leher botol. Untuk mengeluarkannya, yang dibuka tutup ulirnya lalu botolnya agak dipencet sambil dihentak. Instruksi penggunaannya juga unik: harus dicampur dengan sedikit air baru diaplikasikan ke rambut. Dan yang makin bikin unik, nyaris ga ada efeknya sama sekali. Masih lebih enakan pakai Pantene atau Dove. Trus ini sebetulnya apaan sih ya?

4. The Body Shop Rainforest Radiance Detangling Spray
Ini adalah semacam leave-in conditioner dengan fungsi detangler yang diperuntukkan bagi rambut yang diwarnai, semacam itulah klaim di botol maupun websitenya. Hmm menarik dicoba. Kesan pertama waktu beli: suka deh sama botol spraynya. Gak bakalan saya balikin buat ikutan program Bring Back Our Bottle wahahaha... Wanginya enakkk. Isinya banyakkk. Apakah sukses sebagai detangler? Hmmm rambut saya gak pernah kusut sih sebenernya. Setelah pakai ini, tetep seperti biasa aja. Gak bikin lebih smooth, gak bikin lebih alus, gak bikin lebih berkilau, pokoknya gak bikin gimana-gimana lah. Gak bikin lepek juga, malah kesannya jadi volumized dan terlihat sedikit kering. Oke, ini juga bukan sesuatu yang saya cari.

Koleksi perawatan rambut ekstra
untuk rambut diwarna/dibleaching
1. Matrix Biolage Hydrasource
2. Joico K-Pak: a. Deep Penetrating
Reconstructor; b. Intense Hydrator
3. The Body Shop Rainforest: a. Radiance
Detangling; b. Moisture Conditioner

Review di atas adalah berdasarkan pengalaman ketika saya menggunakan masing-masing produk sendiri-sendiri secara normal sesuai instruksi di kemasannya. Nah akan tetapi tiba-tiba tanpa sengaja, saya menemukan bahwa ketika semuanya dipakai sekaligus, hasilnya malah mengejutkan. Rambut saya jadi keliatan normal dan sehat. No frizz, no megar, no lepek. No damage!! Yang saya lihat cuma rambut asli saya yang sudah dua tahunan ini tidak saya temui akibat diwarnai dan dibleaching, minus warna hitamnya tentu.

Gimana cara pakainya? Apa langsung templak-templok gitu aja? Essentially yes, meski secara teknis ya gak gitu-gitu amat juga. Pertama saya mengaplikasikan duo produk Joico sesuai instruksi. Setelah rambut dibilas dan dalam keadaan lembab, kemudian dilanjut TBS Moisture Conditioner yang mana langsung ditimpuk sekalian pakai Matrix Biolage lalu didiamkan agak lama. Setelah selesai dibilas lagi, kembali dalam keadaan lembab, rambut disemprot TBS Detangling Spray, disisir-sisir pakai jari biar agak rapi lalu dikeringkan pakai hair dryer. Saya sebetulnya jarang pakai hair dryer kecuali kepepet, tapi terus terang bosen banget udah berjam-jam mondar-mandir dalam keadaan rambut basah. Nah pada saat rambut sudah benar-benar kering, saya pun cukup surprised melihat hasilnya pas ngaca. Terbayang sebelumnya, saya bakalan lihat rambut yang rada ngembang-ngembang gitu macam biasanya, apalagi ditambah kena panas hair dryer. Eh ini kok ternyata enggak. Rambut terlihat normal dan sehat. Sebagian rambut yang masih agak lurus menggantung kaku akibat kena bleaching, terlihat kembali elastis, luwes mengombak (rambut saya emang berombak). Bagian lain yang wujudnya jadi mirip gula-gula kapas akibat overprocessed kena bleaching sampai level 9/10, bisa balik keliatan kaya rambut lagi. Ah pokoknya seneng banget lah. Dan setelah hampir seminggu, keadaan membahagiakan ini ternyata masih bertahan. Wow, I'm so in love!!

Sekarang saya jadi bertanya-tanya. Ini berkat jasa produk dan tahapan yang mana sebetulnya? Apa iya memang harus dipakai semuanya gitu? Soalnya niat awal main templok tadi sebetulnya cuma karena pengen cepet ngabisin produk TBSnya aja xixixi..... Waaah kalo gini kayanya saya perlu bikin eksperimen lagi nih. Jadi penasaran pingin nemuin best hair regime yang bisa bikin rambut saya balanced begitu terus.


Saturday, December 2, 2017

Resep: Simple Homemade Chicken Nugget (Serba Cemplang-Cemplung)

Lauk apa yang paling praktis untuk disajikan di piring anak-anak dan pasti bakal dimakan dengan riang gembira? Yes, nugget adalah salah satunya. Tapi kalau harus nyetok nugget kemasan tiap bulan kayanya kok jadi bikin berat nggorengnya ya. Semacam disayang-sayang gitu, secara harganya juga gak murah. Plus kadang saya agak-agak muncul rasa bersalah karena menghidangkan makanan yang pasti mengandung zat kimia tambahan untuk penyedap.

Akhirnya saya pilih bikin sendiri aja.  Rada repot di awal sih memang, tapi hari-hari berikutnya tinggal cemplang-cemplung sesuka hati aja ke wajan. Plus ada sedikit rasa bangga khas emak-emak yang masakannya dimakan dengan lahap oleh anak-anaknya xixixi.....

Bikin nugget ternyata gak susah-susah amat. Setelah beberapa kali bikin sambil nyontek resep, lama-lama jadi terbiasa. Sebetulnya cuman cemplang-cemplung aja bisa sih, tanpa perlu takaran khusus. Pada prinsipnya, saya biasanya hanya perlu bahan-bahan dasar berikut ini saja:
- daging ayam cincang kurleb 250an gr
- tempe kotak 1 bungkus (optional)
- oatmeal 1 sdm
- kecap saus tiram 2 sdm (optional)
- minyak wijen 1 sdm (optional)
- bawang bombay secukupnya, cincang halus
- merica 1 sdt, tumbuk halus
- garam secukupnya
- telur 1 btr

Bahan finishing:
- telur kocok 1 atau 2 btr (tergantung kebutuhan)  sebagai pencelup
- tepung roti/bread crumb sebagai pelapis

Alat:
- kukusan
- loyang yang muat masuk di kukusan

Cara membuat:
1. Campurkan semua bahan dasar jadi satu hingga lumat dan rata.
2. Lakukan cek rasa dengan menggoreng secuil adonan.
3. Kemudian adonan ditempatkan di dalam loyang yang sebelumnya sudah diolesi sedikit minyak goreng supaya nanti tidak lengket.
4. Dalam satu batch pengukusan, penempatan adonan dalam loyang jangan tebal-tebal agar matangnya merata.
5. Kukus hingga kurang lebih 30 menit.
6. Setelah matang, tunggu hingga uapnya habis, lalu potong-potong sesuai selera.
7. Siapkan bahan finishing
8. Celupkan tiap potongan nuget kukus ke dalam kocokan telur lalu gulirkan ke tepung roti/bread crumb
9. Susun dalam sebuah wadah dalam posisi berjejeran dan jangan bertumpukan.
10. Simpan di dalam freezer.

Tips:
- Menurut saya, bawang bombay dan merica adalah komponen bumbu yang paling bikin nendang rasanya. Saya biasanya agak royal untuk dua bahan ini.
- Kalau tidak ada bread crumb, bisa diganti dengan campuran biskuit asin dan cream crackers yang ditumbuk sendiri. Di sini kita bisa berkreasi sesuka hati. Saya malah pernah iseng mencampur dengan remukan potato chips karena stok bread crumb tinggal sedikit.
- Kocokan telur sebagai pencelup dapat diganti dengan alternatif lain yang lebih ekonomis yakni adonan tepung + air.
- Loyang dapat digantikan wadah apa saja yang ada, asalkan muat di kukusan, tahan panas, dan bukan plastik.

Selamat menyetok nugget bikinan sendiri

*gambar nyusul yaaa.. Hihihi*

[Part 2] Skin Journal, A New Journey - [Review] Laneige Clear-C Advanced Effector EX

Saya menulis part 1-nya ternyata sudah hampir setahun yang lalu. Dan habis itu lama banget ninggalin janji bikin part 2 yang tak kunjung te...