Wednesday, March 27, 2024

[Part 2] Skin Journal, A New Journey - [Review] Laneige Clear-C Advanced Effector EX


Saya menulis part 1-nya ternyata sudah hampir setahun yang lalu. Dan habis itu lama banget ninggalin janji bikin part 2 yang tak kunjung tepenuhi gegara bingung. Iya bingung mau nulis apa lagi tentang produk ini. Pertama udah diskontinu yang mana jadi ga ada gunanya dibaca kan ya. Yang ke dua, gak ada kesan istimewa apa-apa lagi. Gak ada keluhan apa-apa, tapi juga gak ada sesuatu yang bikin hype.


Pengalaman Pemakaian

Oke saya cerita pengalaman pakainya aja deh. Kebetulan saya bereksperimen coba-coba berbagai cara yang terpikirkan demi menemukan best experience with this product. 

1. Sesuai petunjuk

Saya gunakan single use, sebagai first treatment langsung pasca cuci muka, tanpa didahului toner dan dengan memakai kapas. Rasanya seger dan adem. Mungkin juga efek dari kandungan alkoholnya yang menguap membawa sebagian kalor dari kulit. Kadang bisa menarik kotoran juga dari kulit. Kapasnya jadi kecoklatan. Wajah juga jadi relatif terlihat agak bersihan. Tapi gak ada efek glow yang biasa saya peroleh dari pakai SK II Clear Lotion.

2. Sebagai essence

Saya taruh Laneige pada 2nd step setelah toner SK II. Kadang tap-tap pakai kapas, kadang langsung templok aja. It mattifies the skin and keeps the glow from SK II. Oke sih, cuman kalau dirasa-rasain ga ada efek hydratingnya, jadi setelah itu saya merasa butuh step pelembab.

3. Ganti-ganti kapas

Jujur aja, saya bingung gimana cara pakai kapas bawaan Laneige ini. Katanya yang bertekstur digunakan untuk eksfoliasi pada pagi hari dan bagian yang halus untuk absorbsi maksimal produk pada kulit ketika malam hari. Nah di sinilah yang saya kurang paham. Kapasnya sendiri terdiri atas tiga lapis yang saling menempel/terhubung. Lapisan pertama teksturnya garis-garis banget, lalu nempel di baliknya lapisan kapas dengan tekstur garis-garis halus, dan yang terakhir tanpa tekstur tapi tipis banget dan gak lembut seperti dua lapis lainnya. Itu apa semua? 😅 Di boksnya juga ga ada keterangan apa-apa tentang tampilan yang unik ini. Ngubek-ubek Youtube maupun Google, ga nemu ada yang bahas kapas Laneige yang ajaib ini.

Kalaupun yang dimaksudkan untuk dipakai adalah lapisan 1 (bertekstur) dan 2 (less tekstur), mereka berdua nempel dan susah dipisahkan untuk dimanfaatkan sendiri-sendiri. Tapi kalau dipakai barengan sebagai kapas bertekstur di pagi hari, ya abis dong produknya nyerap ke kapas semua 😅 Akhirnya saya improvisasi pemakaian secara free style aja, alias suka-suka. Kadang malah pakai kapas lain.



Tampilan kapas

Ada tiga lapis kapas

Lapisan 1 dan 2 susah dipisahkan dengan elegan.
Hasilnya compang-camping seperti ini 🥲

Video jelasnya
Kapas lapisan ke-3 berbeda kan 
dari dua lainnya.



Final Verdict?

It's a good product but not quite impressive. 

Repurchase? Ga mungkin, karena udah diskontinu. 

Apakah minat nyobain penggantinya yang Radian C Advanced Effector? Kayanya enggak, secara baru-baru ini menemukan bahwa Niacinamide sepertinya is not for me. 



Monday, March 11, 2024

Review: La Roche-Posay (LRP) Cicaplast Baume B5


Cicaplast Baume B5 ukuran gede

Awalnya beli produk ini karena ada yang bilang bagus untuk mencegah munculnya keloid. Kebetulan waktu itu bocah habis operasi kutil di tangan. Perawatnya sempet memprediksi kayanya si bocah ada bakat keloid. Ya udah deh beli, tapi yang kecilnya aja karena harganya yaaa gitu lah. Sayangnya ngolesinnya kurang rutin dan lebih banyak lupanya (penyakit lama 😁). Ditambah lagi sebelum beli sebetulnya udah muncul keloid sedikit, soalnya telat dapet infonya. Akhirnya jadi males dan dianggurin aja.

Setelah beberapa bulan, sewaktu pelembab udah pada abis dan ga ada ide mau nyoba apa lagi, tiba-tiba lihat benda ini nyempil di pojokan. Ah kenapa gak dihabisin aja biar gak menuh-menuhin wadah skincare. Sebetulnya agak enggan sih, karena kebayang kalau ini berminyak dan sumuk. Soalnya waktu dulu oles-oles di bekas lukanya bocah emang berkesan thick dan creamy. Sesuai namanya 'baume' yang artinya balm, konsistensinya secara kasat mata memang lebih thick daripada krim karena sepenuhnya oil-based, tipe skincare yang biasanya sangat saya hindari.

Pas pertama coba diratain semuka, voila..... Loh kok kaya agak cerahan yaa. Padahal biasanya wajah ini kalau pakai moisturizer yang teksturnya krim seringnya jadi terlihat menggelap dan berasa lengket. Makanya saya lebih suka yang tipe-tipe gel. My skin type memang normal to dry, tapi tekstur skincare yang dirasa nyaman sejauh ini malah yang cocok untuk oily skin. Nah tapi ini gak gitu. Memang waktu di-apply berasa thick-nya, tapi begitu udah nge-set di muka langsung kaya ilang aja. Berbeda dengan produk-produk pelembab yang pernah dicobain, LRP Cicaplast ini kalau dipakai semalaman, paginya gak bikin wajah jadi licin. Kalau dipakai untuk skincare pagi, biasanya saya kombinasikan dengan sunscreen bertekstur ringan yang gak ngasih efek tone up supaya gak berasa berat di kulit. Karena udah ada efek brightening dari LRP, pas ditimpa sunscreen wajahnya tetap cerah aja. 

Jujur saya excited banget dengan temuan ini. Soalnya, sejauh ini saya belum juga nemu pelembab apa yang bisa dijadikan staple product. Keluhan saya terhadap produk-produk pelembab biasanya seputar gerah, engap, bikin kusam, menggelap, dan ....mahal 😁 Moisturizer favorit saya so far adalah The Body Shop Vitamin C Glow Boosting Moisturizer karena ada efek nyerahin, tapi harganya gak nguatin buat repurchase. Sempat cocok dengan Skintific Barrier Ceramide Moisture Gel tapi saya jadi gak suka karena beberapa kali piling dengan produk lain. Plus I have an integrity issue with this brand.

Kalau coba diperhatikan, ada beberapa kesamaan dari produk-produk pelembab yang saya rasakan cocok di atas, yakni tidak mengandung Niacinamide. Jadi bukan karena teksturnya melainkan karena kandungannya. Kayanya saya kurang berjodoh deh sama ingredient satu itu. Produk apapun yang di-hype orang banyak, selama ada Niacinamide-nya, gak pernah kelihatan efek apa-apa di saya. Tapi sisi jeleknya, produk-produk pelembab bagus yang tanpa Niacinamide itu biasanya harganya gak ramah saldo tabungan huhuhuhu..... (bukan ramah dompet ya, kan belanjanya udah ga pake dompet, pakenya transfer 😋)



Cicaplast Baume B5 ukuran 15ml


Krimnya berwarna putih

Ingredients


What is LRP Cicaplast Baume B5?

Balm multifungsi dengan khasiat repairing. B5 sendiri adalah jenis vitamin dengan nama lain Panthenol, sebuah bahan yang belakangan cukup nge-hype dipakai oleh banyak merk skincare. Menurut deskripsi di web LRP, produk ini adalah krim serbaguna untuk menutrisi, merawat, menenangkan dan melindungi kulit kering dan teriritasi ringan. Kandungan Panthenolnya sebesar 5%. Pemakaiannya direkomendasikan untuk kulit yang kering parah, sensitif, serta pemulihan pasca laser atau operasi. 

What does Panthenol do?

- sebagai skin barrier

- sebagai pelembab yang menarik air hingga kedalaman kulit

- sebagai humektan dan emolien

- membantu mempercepat pemulihan jaringan luka


Harga?

Ukuran 15ml sekitar 100ribuan sampai 170ribu. Untuk ukuran 40ml sekitar 220rb-250rb. Tapi sepertinya sekarang ada reformulasinya jadi Cicaplast Baume B5+ (comparison here)


Any downside?

Sejauh ini keluhan yang saya rasakan adalah perkara harga aja sih. Hahahaha dasar blogger kere 🙈 Tapi sebetulnya cukup worth it, karena a little goes a long way. Habisnya lumayan lama. Yah sebetulnya ini memang ciri khas rata-rata brand-brand mahal. Sangat concentrated sehingga awet, gak abis-abis sampe bosen.


Repurchase?

Yes. Selama belum nemu yang lebih cocok dari ini.






Sunday, March 10, 2024

Tips & Trik Menyimpan Cabe Supaya Awet Segar

Sebagai orang yang jarang nyambel dan jarang masak pedas gegara ada bocil yang lidahnya anti pedas, saya sering harus membuang cabe-cabe yang mengering di kulkas. Ya habis gimana, mau beli cabe sebiji dua biji kan ga mungkin. Ditambah penampakan cabe-cabe yang segar di warung sayur bikin imajinasi melayang, jadi ngebayangin mau masak ini masak itu. Alhasil belanja cabenya suka melebihi kebutuhan.


Cara menyimpan cabe supaya awet segar yang mau saya share di sini aslinya saya temukan secara gak sengaja. Jadi aslinya saya terbiasa menyimpan cabe secara ngasal. Setelah diambil sebuah dua buah, sisanya digeletakin di kulkas gitu aja, masih dalam kantong plastik yang merupakan wadah default dari tukang sayur. Kadang di rak atas, kadang di laci sayuran di bawah. Saya cenderung gak peduli karena toh dalam waktu sekian hari bakalan kering keriting atau malah mblenyek (lembek, mushy). Kesel sih, tapi mau gimana lagi.


Suatu ketika saya naruh kantong plastik isi cabe sisaan di rak paling dasar. Entah gimana, dia kedorong-dorong sampai mepet dinding kulkas belakang. Kebetulan kulkas saya sudah jelek, sering bocor dan menggenangi dasarnya. Rupanya air bocoran tadi masuk kantong cabe sampai penuh. Waktu itu saya pikir wah payah, mblenyek abis ini, jadi air asinan cabe 😅 Ternyata salah. Justru cabenya terlihat utuh, segar, dan masih mlenuk-mlenuk. Dipegang juga masih keras. Saya coba potong, langsung mak kresss.... Crunchy. Bahkan menurut saya malah lebih fresh dibanding kalau baru beli dari tukang sayur.

Jadi muncul pertanyaan, jangan-jangan cabe kalau direndam dalam air malah jadi seger. Trus muncul ide. Kayanya bisa jadi eksperimen baru nih.


Gambar Before: Sempat masuk kulkas beberapa hari,
baru kepikiran untuk bikin tulisan ini


Saya pun beli cabe lagi dari tukang sayur. Berikutnya, cabe-cabe tersebut saya bagi jadi dua kelompok. Kelompok pertama saya simpan kering dalam toples tertutup. Kelompok ke dua saya rendam dalam air di toples tertutup juga. Setelah saya lupakan beberapa hari, waktunya ditengok kembali. Dan inilah hasilnya,



Gambar After


Ternyata bukan dilupakan beberapa hari,  sodara-sodara, melainkan hampir sebulan hahahahahhh 😅 Baru nyadar waktu liat time stampnya. Foto before diambil bulan Juni, foto after diambil bulan Juli. OMG saya ternyata bisa nyimpen cabe selama itu di kulkas 🙈

Tapi bisa kelihatan kan ya. Yang disimpan dalam keadaan kering hasilnya peyot semua. Yang direndam air masih seger-seger meski airnya udah agak butek. Beberapa memang jadi lepas tangkainya, tapi cabenya masih bagus.

Fixed, ternyata menyimpang cabe dengan cara direndam air efektif mengawetkan cabe hingga hitungan waktu berbulan-bulan. Kalian bisa coba deh. Asli saya seneng banget waktu nemu cara ini.


Meski demikian, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan kalau mau pakai cara ini:

1. Sebisa mungkin jangan merendam sampai bagian pangkal tangkai. Upayakan posisinya tegak sehingga bagian cabe yang menempel dengan tangkai tetap ada di atas air. Saya memperhatikan beberapa kali, cabe yang terendam semuanya akan terlepas tangkainya dan lama-lama jadi mushy (mblenyek). 

2. Apakah harus di toples tertutup? Karena saya mengupayakan poin no.1 di atas,  saya menyimpan dalam toples untuk membantu posisi cabe tetap tegak.

3. Merendam cabe dalam keadaan tegak sebetulnya optional. Kalau gak berniat menyimpan dalam waktu lama (apalagi yang lamanya kebangetan kaya saya 😁), merendamnya masih bisa bebas kok. Tangkai cabe gak akan terlepas dan cabe gak akan jadi mushy dalam waktu dekat. Kalau cuma beberapa hari masih relatif baik-baik aja. Tangkai lepas pun gak lantas langsung lembek. Masih ada waktu jeda sekian hari. 

Ini tangkainya udah lepas tapi cabenya masih bagus


4. Sepertinya cara ini juga bisa untuk menyimpan paprika di kulkas. Tapi saya baru nyobain sekali dan kurang lama untuk dibuktikan karena keburu dipakai masak. Saya suka pakai paprika untuk menciptakan sensasi aroma pedas (aroma cabe) pada masakan-masakan yang aslinya pedas, meski rasa makanannya gak pedas blas hahaha....



Beginilah penampakan penghuni tetap kulkas saya yang terbaru
Kalau ada yang tertarik dengan cara menyimpan
wortel supaya awet, bisa main ke sini.


Thursday, August 24, 2023

Review Sunscreens Battle: Skin Aqua vs COSRX vs The Body Shop. Who wins??

Orang sekarang masih baca blog gak sih?

Kalau diamat-amati, review produk udah makin gampang diperoleh lewat segala macem platform media sosial. Bisa liat di Twitter, Fb, IG, Youtube, apalagi yang namanya TikTok, beuh.... Dan makin meyakinkan juga karena banyak yang berupa video, trus bisa tanya jawab langsung lewat komen atau reply di bawahnya. Kamera hp juga sekarang bagus-bagus, hasilnya cakep-cakep, mulus-mulus. Daripada baca panjang-panjang, enakan nonton liat yang glowing-glowing gitu lah ya. Padahal ini adalah masalah besar kalo buat saya. As an introvert, maluuu banget nunjukin. Mana gak fotogenik pula. Gimana mau meyakinkan pembaca ye kann 🙈

 

Ya sudah lah, berbagi ilmu sebisanya aja, sesuai kemampuan. Bisanya nulis, ya nulis aja hihi...

 

Saya bukan tukang numpuk skincare. Setidaknya sudah insyaf (old haul here and here). Bisa punya 4 sunscreen sekaligus gini bener-bener bikin diri sendiri takjub haha.

 

Owner of these photo will look down on me
"Cihh baru 4 aja udah takjub" 🤪


Aslinya saya pengguna setia Skin Aqua. Bisa sampai punya dua varian sekaligus karena suatu ketika mudik lupa ga bawa sunscreen. Ehh diajak main ke pantai, jadi beli deh dadakan di supermarket lokal. Samber aja seadanya yang SPF 50. Kalau yang COSRX, itu murni iseng. Entah kenapa ngidam pengen nyobain merk lain. Nemu di Carousell kok ada yang ngelepas murah, langsung bungkus. Nah kalo yang The Body Shop, hasil kena racunnn 😅 Niatnya ngembaliin botol doang, eh diinfo SA-nya kalo Skin Defence lagi diskon 50%, gimana gak kalap. I'd been eyeing this product for ages. Setelah bayar di kasir baru nyadar, meski potongan separuh harga tetep aja harganya 200an rebu. Padahal sejak kenal Emina, udah ga mau lagi bayar mahal-mahal buat sunscreen. Secara saya pakenya kan barbar, ga cuma muka tapi juga pergelangan dan punggung tangan sekalian jiahahaha...

 

Dari kiri ke kanan: 
- Skin Aqua UV Whitening Milk
- Skin Aqua UV Moisture Milk
- COSRX Aloe Soothing Cream
- The Body Shop Skin Defence






My empties
Ga mau rugi hihihi....


Jadi, apa perbedaan dari keempat sunscreen ini?

Tentu saja harganya 😆

Haha oke lah saya akan mulai serius sedikit. Saya buatkan tabel perbandingannya di bawah ini supaya lebih mudah dibaca. Sebagai disclaimer, kulit kita masing-masing bisa berbeda, jadi ini benar-benar subjektif berdasarkan pengalaman pribadi. Fyi, skin type saya normal to dry dengan sedikit early signs of aging.

 

 

 

Skin Aqua

COSRX

Aloe Soothing Cream

The Body Shop

Skin Defence

UV Moisture Milk

UV Whitening Milk

1.      

Retail price (di official store)

40-50rb

40-50rb

149-199rb 

400-500b sekian 

2.      

Where to buy

Online-offline

Online-offline

Online

Online-offline

3.      

SPF

50+ PA+++

50 PA++++

50+ PA+++

50+ PA++++

4.      

Isi

40 gram

40 gram

50ml

40ml

5.      

Konsistensi

Watery

Thick watery

Thick creamy

Milky/mild creamy

6.      

Wangi

No fragrance

No fragrance

Floral lembut

Aroma chemical tajam, aroma alkohol

7.      

Finish look

Dewy

Semi matte

Dewy – semi matte

Glowy

8.      

Tone up effect

Tidak

Ada

Ada

Tidak

9.      

Oxidizing

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

10.  

Pore clogging

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

11.  

Nahan minyak

No idea, I’m not oily. Oil is never my problem 

 

REVIEW

Skin Aqua Whitening Milk/Moisture Milk

Sunscreen murah meriah yang ringan dan enak. Have been and will always be my go to sunscreen. Udah habis berapa botol, ga keitung. Teksturnya yang watery bikin gampang diapply, gak peduli kondisi kulit lagi lembab atau kering. Waktu pertama dioles rasanya adem, seperti basah, tapi cepat sekali menyerap. Hasilnya semi matte dan terasa lembab. Keunggulannya yang paling utama adalah murah dan gampang banget belinya. Di mana-mana ada. Misal kelupaan bawa, tinggal mampir ke supermarket. Gak pelit beli baru karena emang seekonomis itu 😁 Secara preferensi di antara keduanya, saya lebih suka yang Whitening Milk karena memiliki SPF yang lebih tinggi. 


COSRX Aloe Vera

Produk yang dipakai buat review ini sebetulnya my second tube. Awalnya nyobain beli preloved, ih ternyata langsung suka. Pas ada sale di shopee harganya jadi ga nyampe 100rb, langsung angkutt. Teksturnya cenderung creamy, mengingatkan saya pada Ristra, sunblock jaman masih nebeng emak, tapi ini cepat lumer, gampang diblend dan terasa ringan di kulit. Perkara kecocokan dan kenyamanan, COSRX ini 11-12 sama Skin Aqua. Tapi perkara harga, hahaa... This product makes me feel fancy. Belinya cuma pas diskon aja lah 😁


The Body Shop Skin Defense

The fanciest one, paling mahal. Awalnya saya merasa ini yang paling kurang nyaman. Dalam hal feel produknya, mirip dengan versi mist-nya yang pernah saya tulis reviewnya di sini, dari wangi hingga finish glowingnya. Termasuk juga sama-sama pedih di mata kalau habis dipakai wudhu. Tapi setelah sering dipakai, lama-lama bisa beradaptasi juga sih. Bahkan kalau dipikir-pikir, secara pemakaian ini ternyata hemat banget. A little product can go a looong way. Ga perlu sampai sebanyak dua ruas jari untuk meratakan semuka. I really wanted to love this but the price just stopped me there.

 

Final Verdict

I love them all almost evenly dengan urutan

COSRX The Body Shop Skin Aqua Whitening Milk > Skin Aqua Moisture Milk

, tapi untuk repurchase: 

Skin Aqua Whitening Milk COSRX > Skin Aqua Moisture Milk > The Body Shop

Jelas yang murah yang pasti bakal repurchase hahaa..... Skin Aqua Whitening Milk is the best for me karena proteksinya yang cukup tinggi, finishnya matte tapi masih natural dan gak dead matte, harganya sangat terjangku, dan gampang belinya di mana-mana. Sementara, dari segi pemakaian sebetulnya saya lebih suka COSRX karena konsistensinya yang creamy sehingga a little goes a long way. Tubenya juga bisa dipotong biar maksimal dikoret-koret isinya xixixii.... Lumayan hemat sih. Tapi masalahnya, dia harus beli online dan harganya kurang ramah. I should embrace the fact that money is quite an issue now.

Setelah semua habis, mungkin juga ga bakal buru-buru repurchase karena makin ke sini makin buanyakkk banget pilihan sunscreen di luar sana. Dengan meningkatnya kesadaran orang-orang tentang pentingnya proteksi terhadap kulit dari efek negatif sinar matahari, bermacam-macam merk di pasaran lokal sekarang berlomba menawarkan SPF 50. Sebagian bahkan mudah ditemui di minimarket dekat rumah, ga harus online. So easy dan convenient kaan......


Sunday, July 30, 2023

Review: Matrix Wonderlight WL-G - Rambut Coklat Natural Tanpa Bleaching

Saya lagi beberes gudang waktu nemu tote bag berisi perlengkapan hair coloring lawas saya. Di antara beberapa kotak cat rambut Miranda yang sudah expired, terselip satu boks cat highlift Matrix Wonderlight warna WL-G. Rupanya itu sisa dari review eksperimen bikin highlight tanpa bleaching di tulisan ini. Dipikir-pikir mau dibuang kok sayang, karena expired datenya masih lama. Tapi dilego juga siapa yang mau, wong sudah dibuka dan berkurang sekitar sepertiga. Mana gak ada campuran developernya pula. Akhirnya, ya udah deh dipakai sendiri aja. Dan karena saya sedang mode 'males rempong', 'butuh solusi cepat', dan 'yang penting abis', diputuskan untuk minta tolong salon aja. Kebetulan di dekat saya ada salon yang bersedia terima pelanggan yang bawa bahan pewarna sendiri. Mereka tinggal ngecat-in doang. Lumayan, dengan nambah cairan developer 30vol dari salon, ongkos ngecat plus keramas dan blow dry total 75ribu.

Maaf fotonya nyomot dari google.
Sebelum dipakai gak sempet motret karena
belum kepikiran untuk dijadikan bahan tulisan


Swatch shade WL-G (Gold)


Sebelum dicat, rambut saya hitam virgin jadi ga ada foto beforenya ya. Rambut hitam tuh yaa gitu-gitu aja kan. Kita semua punya sendiri 😁 Rambut saya aslinya sekitar level 3, helaiannya tipis halus dan tidak hitam pekat. Dari proses pewarnaan di atas, warnanya naik sekitar 2-3 level jadi sekitar level 5-6 kalau dilihat dari underlying pigment yang muncul. Overall warnanya semacam coklat medium kemerahan dengan highlight keemasan kalau terkena sinar matahari dan terlihat cukup natural kalau indoor. Meski shade G mengacu pada warna gold atau kuning, rambut saya gak jadi yang gimana-gimana. Yaa karena rambut di tingkatan ini aslinya memang masih kaya akan pigmen kemerahan dan keemasan sih. A bit more gold doesn't make a change. 

👉👉 Sedikit penjelasan tentang level rambut di sini. 

Not my hair, cuma untuk gambaran aja



Level gelap terang rambut


I'm happy with the result. Saya puas karena mbak coloristnya pinter, hasil warnanya merata dan bagus. Jujur ya, sebetulnya mewarnai rambut tuh enakan di salon. Tinggal duduk dan trima jadi. Pulang-pulang rambutnya udah bersih dan harum. Coba kalo ngerjain sendiri, repot, belepotan, kadang hasilnya gak rata. Apalagi bleaching. Beuh... Beneran harus dibantuin kalo mau bebas ribet. Kamu bisa coba cari salon-salon kecil yang mau bantu ngecat rambut pelanggan yang bawa produk sendiri. Yang punya banyak langganan nenek-nenek sepuh ngecat uban will be better. Lumayan cut the cost loh. Tapi ini saya sarankan untuk jenis pewarnaan one global color aja, bukan model-model yang butuh teknik spesial seperti highlight atau ombre. It takes skills and sense, ga yakin semua salon kemahirannya merata dalam hal ini.


Hasil akhir


Kesimpulannya, saya cukup senang dengan hasilnya karena dari awal emang gak ada ekspektasi mau warna apa. Cuma mau ngabisin stok cat aja daripada mubazir. Bagi teman-teman yang ingin rambut coklat, bisa coba pakai ini. Dari segi harga memang jauh lebih menguras kantong ketimbang cat rambut lokal yang dijual di supermarket, tapi ini sebetulnya masih relatif ekonomis karena tubenya besar. Selain itu, ada kualitas yang bakal berpengaruh kalau kita ingin warna rambut bisa naik jadi terang sampai beberapa level tanpa membuatnya tampak rusak. Kalau menginginkan warna yang lebih warm atau lebih cool, tinggal pilih shade. Cek chart warnanya, kalau swatchnya gelap (abu-abu, biru, hijau) maka kemungkinan dapet warna cool brown atau warna-warna coklat yang lebih natural cukup besar. Kalau mau warna coklat yang warm bisa pilih warna-warna seputar copper dan gold. Untuk mendapat level gelap terang yang diinginkan, tinggal bermain di campuran developernya. Menurut panduannya, Wonderlight ini bisa mengangkat rambut 3-4 level, bergantung karakter rambutnya. Tapi yang jelas jangan pakai 12% atau 40vol please....


[Part 2] Skin Journal, A New Journey - [Review] Laneige Clear-C Advanced Effector EX

Saya menulis part 1-nya ternyata sudah hampir setahun yang lalu. Dan habis itu lama banget ninggalin janji bikin part 2 yang tak kunjung te...