Monday, June 14, 2010
Offline Shopping Still Rocks
Berapa banyak online shopper yang mengeluhkan bahwa belanja online terkadang adalah what you see is not what you get? At least, hampir semuanya pernah merasakan punya keluhan yang sama. Even sOmetimes you buy something that doesn't deserve how much you have to pay for it. Bagai mengambil kucing dalam karung yah. Yang paling apes adalah kalau kucingnya gak dapet, eh malah digigit atau dicakar, alias ketepu mentah-mentah. Barang gak datang, duit melayang, sellernya juga tiba-tiba ikut ngilang. Gigit jari sambil dongkol beraat.
I'm a crazy online shopaholic. Bukan karena aku suka belanja, tapi lebih karena bosan. Sebelum jadi IRT dadakan gini, aku adalah manusia yang gak pernah berhenti punya aktivitas. Tapi yah you know lah, I got married, got pregnant, left my job and went back to my hometown, then my hubby begged me to be totally a housewive. Maybe some people will say blajar masak lah, atau jahit-menjahit lah, atau baca buku lah, atau jualan es jus lah, atau apa lagi lah... Yup benar, aku sudah bisa melakukan semuanya itu, tapi aku tidak menikmatinya. Masalah utamnyanya adalah, daku berasal dari background pendidikan engineering, terbiasa bekerja so very equal dengan para pria dan mengerjakan hal-hal yang menghasilkan perlakuan apresiatif yang sangat nyata dari rekan sejawat maupun atasan. Yeah oke, ini adalah benar-benar post power syndrome di usia dini (--'
Aku sangat menikmati proses belanja online. Again, not about the buying, but the process. Mulai dari so very excited lihat-lihat katalog, tanya-tanya barang, ngobrol dengan seller, nawar-nawar, menanti-nanti PM balasan seller, sampaiiii dengan puncaknya H2C nunggu barangnya datang. And when the package arrived, itulah saat antiklimaks di mana barang yang sudah kubeli pun tidak lagi semenarik waktu sebelum dibeli dan aku kembali mencari barang-barang buruan baru untuk memulai kesenangan itu dari awal. Sedikit-sedikit aku mulai bertransformasi dari seorang smart and very selective buyer menjadi crazy shopaholic yang selalu lapar mata, dari seorang yang bersikap hemat dan efisien menjadi pemboros yang sudah tidak peduli dengan nilai uang. (maklum, duitnya kan gak cari sendiri hehehe)
Sebenarnya banyak kecewanya juga sih blanja online itu. Seperti awal tulisan ini, terkadang ada seller yang begitu tinggi mematok harga sementara ketika barang sudah sampai.....aiiiih ini sih gak worthy banget sama duit segituu >.< Kadang kala bahan bajunya tipiiis banget dan kasar (ini mah harusnya gak nyampe 50 rebong!). Atau sepatunya gak bisa dipake coz bikin talinya gak sama panjang dengan solnya, alhasil musti pesen extension elastic ke tukang sepatu. Dikomplen halus pun gak ngrasa salah (atau emang gak paham kualitas barang?). Tapi kok gak kapok-kapok juga yah akunya. Brarti yang salah sapa dong? :p
Hingga a couple days ago...
Seorang teman cuap-cuap di Twitter tentang TBS sale. What?! TBS lagi sale?? Akhirnyaaa, sejak aku mengenal TBS, baru sekarang kabar sale-nya bisa nyampe kupingku. Dan oleh karena jin ifrit tukang shopping udah pewe ngendon numpang makan minum di dalam diriku, badan ini pun langsung panas dingin pengen cepet-cepet nyambangin konter TBS di Amplaz.
Finally, the day came!! My hubby akhirnya membawaku keluar kandang. Rupanya dia menangkap kegelisahan hati istrinya ini (ciehehehehe). And for the first time after the baby born day, I went hanging out for nothing but fun and refreshing, bukan buat imunisasi, ke dokter, cek lab, atau beli pisang di Indomaret.
I shopwindowed, I went in and out many stores, I touched clothes, shoes, checked the prices. Ngiler dot com lah ceritanya :D persis seperti ketika liat-liat katalog online, hanya bedanya, kali ini aku bisa menyentuh bendanya langsung, merasakan apakah aku menyukainya dan kemudian menentukan secara pasti "Do I need this?"
I won't talk much about TBS. The brand is a warranty for the excitement on holding the bottles, the enjoyment on smelling the scents, and finally the satisfaction on grabbing some for my personal posession. Puasss ;) Next after TBS, and this is the best part, I saw a store which sold so many cute clothes. Model-modelnya mirip sama baju-baju Korea di internet, even some of them were prettier. Harganya? Jauh di bawah OS-OS fashion impor yang pasang harga gila dan mengklaim bahwa their poducts are high quality. Kualitas barangnya? As pretty as it looks and worth every penny. Setelah melihat potensi hubungan baik antara aku dengan sebuah cute purple long dress dan mencobanya dikamar pas, yah selanjutnya sudah bisa ditebak :D Secara udah lama diriku mengidam-idamkan punya long dress sementara yang kubeli online selama ini mengecewakan terus. Hehe tapi cukup satu aja, coz malu ma hubby yang setia nungguin :"> (tar bisa-bisa dikira aku nih istri yang tukang ngabisin duit suami, meskipun sempet ada benernya juga sih :lol:)
Jujur, offline shopping hari ini membuat akal sehatku kembali ke tempatnya semula secara menakjubkan. Mataku pun kembali kenyang. Melihat-lihat baju-baju lucu di berbagai OS sama sekali tidak membuatku lapar. Visiting real shop lets you SURELY decide what you want and how worth it is to spend your money on it.
Offline shopping still rocks better, Ladies!! ^^
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
[Part 2] Skin Journal, A New Journey - [Review] Laneige Clear-C Advanced Effector EX
Saya menulis part 1-nya ternyata sudah hampir setahun yang lalu. Dan habis itu lama banget ninggalin janji bikin part 2 yang tak kunjung te...
-
Jangan lupa cek Part 1 juga ya. Ada rumus buat dapetin warna abu-abu lho 😊👇 <<< Part 1 - Mengapa Harus Bleaching? Kata kunc...
-
Sebetulnya Medi-Klin TR ini sudah banyak direview oleh para blogger Tanah Air. Coba deh cek di google . Tapi entah kenapa masih adaaa aj...
-
Hai hai..... Belakangan ini benar-benar fiuuhhhh. Postingan ini dibuat pada bulan Desember 2020 yang mana artinya pandemi Covid-19 sudah ha...
No comments:
Post a Comment