Somethinc Level 1% Retinol adalah produk Retinol perdana yang coba saya masukkan ke dalam skincare routine. -Where to buy?- Jenis vitamin A yang pernah dipakai sebelum ini adalah Tretinoin dalam bentuk krim salep Mediklin TR dan Vitacid 0,05%, but not for regular use. Saya pakai Mediklin TR untuk perawatan insidental bagi jerawat bandel saja, sementara Vitacid saya pakai akibat racun dari beberapa beauty blogger yang mengklaim wajahnya jadi mulus nan glowing dari pemakaian rutin produk tersebut. Nah meski ini produk Retinol pertama, saya berani ambil langsung 1% karena adanya keterangan bahwa bahan tersebut dibuat encapsulated di mana itu menjadikannya lebih stabil terhadap udara dan cahaya serta bersifat time-released sehingga lebih gentle dan tingkat iritasinya lebih rendah (Referensi: di sini). Selain itu, pengalaman saya dulu dengan Vitacid (di mana bentuk vitamin A-nya berupa Retinoic acid murni yang lebih potent tapi juga lebih irritant) relatif biasa saja. Nothing impressive, nothing negative, cuma sempet notice idung berasa halus lembut meski blackheads masih terlihat setia nangkring di sana, but didn’t feel so bumpy. Satu alasan utama kenapa sekarang mau coba pakai Retinol adalah masalah yang berkaitan dengan milia or something looks like it. Pernah baca di suatu tulisan, salah satu cara membasmi milia adalah pemakaian Retinol secara rutin.
Masalah utama saya sebetulnya adalah aging skin akibat terbiasa panas-panasan dan kerja lapangan sedari umur sekolah tapi baru rajin pakai sunscreen setelah usia 30, jadi ya..... ๐ So if you guys cari review tentang produk Retinol terhadap wajah berjerawat, this post is not for you. Saya gak punya problem jerawat, pori besar, maupun kulit berminyak. Alih-alih jerawat, saya punya masalah bruntusan halus sewarna kulit yang bisa berarti milia atau syringoma. -I hope this is milia karena kalau syringoma gak bisa diatasi pakai skincare- Dulu pernah coba diterapi daily spot treatment pakai Vitacid tapi berefek jadi pedih di area tersebut tanpa ada perubahan yang terlihat siginifikan.
**Side note: Referensi memilih jenis vitamin A
Kemasan dan Penampakan
Somethinc Level 1% Retinol dikemas dalam botol kaca 20ml warna hijau mungil, bersegel dan tanpa boks. Pada label tertera keterangan fungsi produk, cara pemakaian, daftar ingredients, dan keterangan manufaktur. Tanggal kadaluarsa produk bisa ditemukan di botol bagian bawah. Aplikator produknya berupa pipet drop warna putih. Cukup simpel tapi terlihat serius bagi saya, like I can rely on this product. Untuk isinya sendiri berwarna kuning jernih. Ada sedikit tercium aroma manis, seperti apa yaa... Mirip-mirip air seduhan madu gitu lah. Konsistensinya relatif cair sehingga mudah diratakan dan cepat diserap kulit.
Klaim:
Retinol 1% yang telah di-enkapsulasi sehingga lebih aman digunakan untuk kulit sensitif sekalipun. Menyamarkan tanda penuaan seperti kerutan, flek/noda hitam, hiperpigmentasi, pori-pori, dan garis halus. Membuat kulit tampak lebih cerah dan tekstur kulit tampak lebih rata.
Cara Pakai:
Kocok sebelum digunakan. Gunakan setelah toner dan sebelum moisturiser. Dapat digunakan untuk leher. Gunakan tabir surya saat siang hari.
Ingredients:
Aqua, Terephthalylidene Dicamphor Sulfonic Acid, Butylene Glycol, Glycerin, Ceramide 3, Triethanolamine, Retinol, Hydroxyethylcellulose, Phenoxyethanol, Allantoin, Hyaluronic Acid, Disodium EDTA
** Ingredients analysis:
Sedikit referensi tentang bahan Triethanolamine:
Kesan Pemakaian
Saya sudah menggunakan serum Retinol ini sekitar hampir satu bulan, dengan interval setiap dua atau tiga hari sekali. Sejauh ini gak ada keluhan apa-apa. Gak ada efek purging maupun cekit-cekit (tingling sensation). Tapi ya mungkin saya saja yang badak, wong pakai Vitacid pun kulit tetap kalem. Kabar bahwa Retinol mempunyai efek samping kulit kering juga gak terjadi pada saya. Entah mungkin saya menghidrasi kulit dengan cukup atau memang formulasi serum ini sukses mengantisipasi efek negatif tersebut. Jika dicek dari daftar ingredients di atas, ada banyak komponen yang sifatnya baik bagi hidrasi kulit seperti Ceramide 3, Hyaluronic Acid, Allantoin, dan Glycerin. Beberapa artikel kecantikan menyebutkan bahwa Retinol dan Hyaluronic Acid adalah best couple. Sebagai catatan, saya meletakkan serum Retinol ini setelah toner (tunggu kering dulu), kemudian dilanjut hydrating essence, dan diakhiri produk pelembab berbahan aloe atau snail. Idealnya, Retinol itu untuk night routine tapi ya karena saya kadang gak sempat, seringkali baru pakai sewaktu pagi setelah subuhan. Gak lupa sunscreen tentunya.
Efek
Ada efeknya gak? Saya harus menilainya dari target semula yakni menghilangkan milia. Dan setelah belakangan ini browsing sana-sini, sepertinya saya harus menerima fakta bahwa itu bukan milia, hiks. Jadi akhirnya ini efeknya gimana dong? Saya gak tahu hahaha ๐ Kalau efek anti aging mestinya sih untuk jangka panjang ya, sepertinya belum bisa diketahui kalau sebotol aja belum habis. Dalam sebuah tulisan tentang mitos-mitos seputar Retinoid, blogger Lab Muffin menyarankan untuk menunggu 3-6 bulan sebelum bisa memutuskan produk Retinol sedang yang dipakai ini efektif atau gak.
Final Verdict
Somethinc Level 1% Retinol adalah produk Retinol yang affordable (Rp 155.000,00 untuk ukuran 20ml) dan mudah dibeli secara resmi. Saya menyukai konsepnya yang mencantumkan jumlah persentase bahan aktif yang jadi andalan pada label produknya. Hal tersebut menjadi satu poin pertimbangan tersendiri ketika mencari suatu produk yang sekiranya bisa dipercaya dan tidak overclaim. Tapi spertinya brand lokal lain pun mulai melakukan hal yang sama mengingat pemakai skincare dalam negeri sekarang sudah banyak yang giat mengedukasi diri. Sementara itu di sisi lain, berdasarkan kesan selama pemakaian, saya merasa nyaman pakai serum ini meski belum melihat hasil yang signifikan. Mungkin masih perlu sedikit eksperimental seperti menaikkan frekuensi pemakaiannya menjadi setiap hari dan ditambah skincare anti aging lainnya. Review akan diupdate setelah habis botol pertama. Semoga gak lupa ๐
Ada sedikit catatan yakni tentang komponen Triethanolamine seperti yang sempat saya sebutkan sekilas di atas. Bagi yang kulitnya sangat sensitif atau memiliki alergi terhadap bahan ini mungkin perlu sedikit berhati-hati.
Repurchase?
Not sure yet.
No comments:
Post a Comment